BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat
seiring perkembangan zaman. Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi
kehidupan manusia. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan.
Karena, selain ditentukan oleh nilai-nilai peribadatan kepada Allah, martabat
manusia juga ditentukan oleh ilmu yang dimilikinya. Al-Qur’an tidak hanya mengatur urusan
masalah ubudiyah saja, tetapi juga memuat ayat-ayat yang berhubungan dengan
IPTEK.
Makalah ini akan membahas tentang Al-Qur’an dan
IPTEK.Bagaimanakah hubungan IPTEK dengan Al-Qur’an? Bagaimana
pengaruh Al-Qur’an terhadap perkembangan
IPTEK? Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi penulisan makalah.
2.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi
ilmu dan pengetahuan tekhnologi?
2.
Apa saja dampak
positif dan dampak negatif dari perkembangan iptek?
3.
Bagaimana ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dalam Al-Qur’an?
4.
Bagaimana
perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam Al-Qur’an?
5.
Adakah
ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan pengembangan teknologi?
6.
Bagaimana
kesimpulan dari masing-masing ayat tersebut?
3.
Tujuan
1.
Mengetahui definisi ilmu dan pengetahuan
teknologi
2. Memahami
ayat-ayat al Qur’an tentang pengembangan IPTEK
3.
Memahami dampak yang timbul dari perkembangan IPTEK
4.
Mengetahui
ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan IPTEK
BAB
II
PEMBAHASAN
|
Ilmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau
mengetahui. `Ilm menurut bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang
terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Misalnya: `alam
(bendera), `ulmat (bibir sumbing), a`lam (gunung-gunung), `alamat (alamat), dan
sebagainya. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang segala sesuatu.
Ilmu atau sains memiliki arti lebih spesifik yaitu usaha
mencari pendekatan rasional dan pengumpulan fakta-fakta empiris, dengan melalui
pendekatan keilmuan akan didapatkan sejumlah pengetahuan atau juga dapat
dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan yang ilmiah.
Menurut Jan Hendrik Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge) adalah pengetahuan yang diperoleh lewat
penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran yang
dicapai Pengetahuan yang demikian dikenal juga dengan sebutan science.
Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan
masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan juga
teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi suatu
tujuan.
Teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan
penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan
iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu cara menerapkan
kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses
teknis tertentu untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya
suatu tujuan.
|
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kini telah
dikuasai peradaban Barat, kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan
oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang mengagumi kemudian
meniru-niru dalam gaya hidup tanpa diseleksi terlebih dulu terhadap segala
dampak negatif dimasa mendatang atau krisis multidimensional yang
diakibatkannya. Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik dimasa lampau,
sekarang maupun yang akan datang.
Dalam pandangan Islam, menurut hukum asalnya segala sesuatu
itu mubah termasuk segala apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak
ada yang haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti,
karena Islam bukan agama yang sempit. Adapun peradaban modern yang begitu
luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio
alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka
jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat
itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi menjadi
tanggung jawab manusia yang menggunakan dan mengopersionalkannya. Produk iptek
ada yang bermanfaat manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat
dan dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala digunakannya untuk
mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak anti produk
teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang
teratur dan lurus, asalkan dengan analisa-analisa yang teliti, obyekitf
dan tidak bertentangan dengan dasar al-Qur`an.
|
Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi mempunyai dampak positif dan negatif. Penilaian positif
maupun negatif ini bersifat subyektif, tergantung kepada siapa yang
menilainya. Yang dinilai negatif oleh bangsa Indonesia belum tentu juga
dinilai negatif oleh bangsa Amerika, misalnya.
Dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
dirasakan, misalnya, dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi.
Ditemukannya teknologi pesawat terbang telah membuat manusia dapat pergi ke
seluruh dunia dalam waktu singkat. Perjalanan haji yang dulu dilakukan
selama beberapa minggu melalui laut kini, dengan makin lancarnya transportasi
udara, dapat dilakukan hanya dalam waktu delapan jam saja. Kemajuan di
bidang televisi satelit telah memungkinkan kita melihat Olimpiade Atlanta
langsung tanpa harus keluar rumah. Penemuan telepon genggam telah
memungkinkan kita untuk menghubungi seseorang di mana saja ia berada atau dari
mana saja kita berada. Kemajuan di bidang penyimpanan data telah
memungkinkan kita memiliki seluruh jilid Ensiklopedia Britanica dalam satu
keping Compact Disk yang beratnya kurang dari satu ons. Kemajuan di
bidang komputer telah menciptakan jaringan internet yang memungkinkan kita
mendapatkan informasi dari perpustakaan di seluruh dunia tanpa harus keluar
dari kamar. Kemajuan di bidang komunikasi juga telah membuat perdagangan
internasional menjadi semakin mudah dan cepat. Sekarang ini, lewat bursa saham,
orang dapat dengan mudah memiliki perusahaan di negara lain.
Singkat kata, kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan
informasi ini telah membuat dunia terasa kecil dan batas antar negara menjadi
hilang. Inilah yang disebut sebagai globalisasi, suatu proses di mana
orang tidak lagi berfikir hanya sebagai warga kampung, kota, atau negara,
melainkan juga sebagai warga dunia. Dari sisi
positifnya, proses ini membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal.
Dalam usahanya memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna
menemukan solusi. Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi
membatasi diri pada pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya,
propinsinya, atau negaranya saja. Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi
kemungkinan tempat ia bekerja atau mencari ilmu.
Dari sudut jati diri bangsa, proses ini dapat dianggap
membawa dampak negatif. Hal ini karena inovasi-inovasi di bidang iptek
itu kebanyakan terjadi di negara lain yang mempunyai nilai-nilai sosial, politik,
dan budaya yang belum tentu sama dengan nilai bangsa kita. Kendati
teknologinya itu sendiri dapat dianggap sebagai netral atau bebas nilai,
penerapan dan pembawa ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat dikatakan
selalu bebas nilai. Sebagai contoh, kemajuan teknologi parabola telah
memungkinkan kita melihat siaran televisi Perancis tanpa ada sensor.
Adegan seks dan pamer dada wanita, yang di RCTI tidak mungkin keluar, dapat
dilihat anak-anak tanpa terpotong sensor lewat parabola itu. Banjirnya
film asing di TV nasional juga dapat mempengaruhi nilai budaya para
pemirsanya. Telenovela dan film Barat yang amat populer di TV swasta
kita, secara tidak terasa, dapat mempengaruhi para pemirsanya bahwa
perselingkuhan dalam kehidupan suami istri itu adalah hal yang biasa, bahwa
kekerasan merupakan salah satu pemecahan masalah. Film detektif bahkan
dapat menjadi 'guru' bagi para maling.
Globalisasi cara berfikir, yang menjadi salah satu dampak
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dapat membuat orang tidak lagi
mengacu pada nilai-nilai tradisional bangsanya belaka. Kemudahan
memperoleh informasi akan membuat ia dapat mempelajari nilai-nilai yang ada
pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut nilai sosial, ekonomi,
budaya, maupun politik. Sebagai bangsa yang sedang membangun
jati-dirinya, proses globalisasi ini jelas merupakan tantangan yang harus
diatasi dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang dicita-citakan.
Pada dasarnya sikap orang terhadap masalah globalisasi ini
dapat dikelompokkan menjadi tiga: (1) lari dari kenyataan dan bersembunyi atau
menutup diri dari arus globalisasi itu; (2) menghindar atau menganggap bahwa
globalisasi itu tidak ada; (3) menghadapi persoalan dengan berani.
Pilihan pertama dilakukan apabila orang tersebut merasa lemah dan tidak kuat
untuk menanggulangi dampak negatif globalisasi itu. Dalam
mempertimbangkan dampak positif dan negatif kemajuan iptek dan globalisasi, ia
melihat bahwa 'mudharat' globalisasi tersebut lebih besar daripada 'manfaatnya'.
Akibatnya, ia menolak kehadiran kemajuan iptek tersebut dan tidak mau
bersentuhan dengannya. Dalam kasus bangsa, pemerintah menutup masuknya
informasi dari luar tanpa pandang bulu karena takut kalau-kalau rakyatnya akan
terpengaruh oleh nilai-nilai dari luar yang mungkin akan berdampak negatif.
Pilihan ke dua dilakukan bila orang tersebut merasa
bingung. Di satu pihak, ia mengetahui dampak positifnya kemajuan
teknologi komunikasi itu tetapi, di lain fihak, ia juga mengetahui dampak
negatif dari globalisasi tersebut. Ia tidak dapat memutuskan apakah akan
merangkul ataukah menolak kemajuan teknologi yang berdampak globalisasi
itu. Akibatnya, ia membiarkan saja kemajuan teknologi itu melanda
bangsanya dan berpura-pura yakin, atau berharap, bahwa globalisasi itu tidak
membawa dampak negatif bagi masyarakatnya.
Pilihan ke tiga dilakukan oleh orang yang tidak
bingung. Ia menyadari akan dampak positif dan negatif dari kemajuan iptek
yang masuk ke negaranya, termasuk dampak globalisasi masyarakatnya.
Berbeda dengan pemilih skenario ke dua, ia dengan seksama memilah-milah mana
dampak positif dari kemajuan iptek dan globalisasi itu bagi dirinya dan mana
dampak negatifnya. Dengan mengetahui di bidang mana kemajuan iptek dan
globalisasi itu akan membawa dampak negatif, ia mempersiapkan diri agar tidak
terpengaruh oleh kemajuan iptek dan globalisasi itu secara negatif.
Tampaknya, dalam masalah kemajuan iptek dan globalisasi ini
bangsa Indonesia bertekad untuk memilih alternatif ke tiga: kemajuan iptek
dirangkul sedang dampak ikutannya yang negatif akan dihadapi dengan
meningkatkan ketahanan nasional di bidang ipoleksosbud. Hal ini tampak
dalam pernyataan mereka dalam GBHN 1993-1998: "Pembinaan
dan pemantapan kepribadian bangsa senantiasa memperhatikan pelestarian nilai
luhur budaya bangsa yang bersumber pada kebhinekaan budaya daerah dengan tidak
menutup diri terhadap masuknya nilai positif budaya bangsa lain untuk
mewujudkan dan mengembangkan kemampuan dan jati diri serta meningkatkan harkat
dan martabat bangsa Indonesia. Pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyelenggaraan pembangunan harus
meningkatkan kecerdasan dan nilai tambah ... dengan mengindahkan nilai-nilai
agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta kondisi lingkungan dan kondisi
masyarakat." (Bab II, G. 3.)
Menurut pernyataan itu, bangsa Indonesia tidak perlu menutup
diri terhadap masuknya nilai-nilai positif budaya bangsa lain guna
mengembangkan jati dirinya. Nilai-nilai agama, budaya bangsa, kondisi
lingkungan dan masyarakat Indonesia dipakai sebagai pagar atau rambu-rambu bagi
penerapan iptek di Indonesia hingga tak berdampak negatif pada masyarakat dan
bangsa.
|
Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa
dalam al-Qur’an banyak terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia
untuk melihat, memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam
semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan.
Al-Qur’an menantang manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal
mungkin.
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia,
baik yang sudah diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar
manusia bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode,
mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam
di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan
historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut
ini:

Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan menggunakan metode
ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi ...”( QS. Yunus ayat 101)

Artinya:
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah
Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. Ali Imran: 137)
تُبْصِرُونَ
أَفَلا أَنْفُسِكُمْ في وَ
Artinya:”Dan
(juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. (QS.
Az-Zariyat: 21).
Dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang memberikan motivasi
agar manusia menggunakan akal fikiran untuk membaca dan mengamati
fenomena-fenomena alam semesta. Teks-teks al-Qur’an yang terkait dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut:
a.
Al-Qur`an
Sebagai Produk Wujud IPTEK
Allah
Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan
ditempuh sehingga manusia memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai
hudan memberi kecerahan pada akal manusia, kebenaran hasil riset dapat diukur
dari kesesuaian rumus baku, dan antara akal dengan naql.
Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala
perubahannya sebagai persoalan yang layak dan perlu dijawab, maka al-Qur`an
sebagai kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki alam semesta akan
terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang tepat yaitu al-Qur`an.
Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat Qur’aniyah akan berjalan
secara pararel dan seimbang. Ilmu pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi
teknologi maka akan menjadikan teknologi berbasiskan Qur’an atau teknologi yang
Qur’anik.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan
iptek, seperti wahyu pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca,
menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak yang mulia.
Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam QS.
Al-Ghasiyah, ayat 17-20:

Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah di lingkungan umat
Islam suatu kegiatan observasional yang disertai dengan pengukuran, sehingga
ilmu tidak lagi bersifat kontemplatif seperti yang berkembang di Yunani, melainkan
memiliki ciri empiris sehingga tersusunlah dasar-dasar sains.


Dari ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan
makhluk secara berpasang-pasangan, seperti ada siang dan malam, positif dan
negatif, wanita dan pria, elektron dan positron. Terjadinya pasangan elektron
dan positron di dalam fisika inti dikenal pembentukan ion (ion air production)
di mana radiasi gelombang elektron magnetik memiliki tenaga di atas 1.02 Mev.
Ayat ini dapat diartikan sebagai perintah untuk melakukan penelitian. Karena
dengan melakukan penelitian hal-hal yang tadinya belum terungkap menjadi
terungkap.
b.
Al-Quran
Sebagai Prediktor
Beberapa ayat Al Quran menyatakan ramalannya kejadian pada
masa yang akan datang baik masa yang jauh maupun masa yang dekat, yang sebagian
merupakan mata rantai sebab akibat (kausalitas). Oleh sebab itu jika sebab ini
merupakan data-data yang dapat dirunut oleh manusia secara komprehensip, maka
akibat yang ditimbulkan kelak akan dapat diketahui sebelum terjadi dengan
intensitas keyakinan yang cukup tinggi. Berikut
ini contoh ayat-ayat tersebut:

Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan
manusia...” (QS. Ar Rum: 41)



Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang
musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu
adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka
di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Tuhannya. (Qs. Bayinah: 6-8)
c. Al-Qur`an Sebagai Sumber Motivasi
Al Quran mendorong atau memberi motivasi kepada manusia
untuk melakukan penjelajahan angkasa luar dan di bumi, perhatikan firman Allah
berikut ini: 

Artinya:
Hai sekumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan (sulthon). (QS. Ar Rahman: 33)
Kemudian
tentang penjelajahan di bumi, perhatikan firman berikut ini:

Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah
banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
(QS. As Syu’ara: 7)
Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi
modern atau ilmu pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia
genius, profesional, dan konstruktif serta aspiratif terhadap permaslahan yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Al-Quran
dan Simplikasi (Penyederhanaan)
Alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan
bergerak dengan teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini lebih memudahkan
manusia untuk menyederhanakan fenomena-fenomena yang terkait ke dalam bahasa
ilmu pengetahuan (matematika, fisika, kimia biologi dan lain-lain). Sehingga
manusia dapat menjadi operator yang mampu mewakili peristiwa yang terjadi di
alam semesta. Untuk meraih teknologi tinggi tidak perlu merasa tidak mampu,
dengan semangat tinggi dan tidak menganggap bahwa high tech merupakan sesuatu
yang mustahil untuk dicapai, maka high tech akan dapat diraih. Perhatikan firman Allah berikut
ini:

Artinya:
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah
seperti air (hujan) yang kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan
suburnya) karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan
manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna
keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya dan pemilik-permliknya mengira
bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di
waktu malam atau siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana
tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang
berfikir. (QS. Yunus: 24)
e.
Al-Quran
Sumber Etika Pengembangan Iptek
Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu
menyertai hasil teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil
teknologi namun jika diniatkan untuk membuat kerusakan sesama manusia,
menghancurkan lingkungan sangat dilarang di dalam Islam. Jadi teknologi bukan
sesuatu yang bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan
perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:

Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. Al Qashash: 77)
Demikian pula sains dan teknologi modern (Barat) tidak ada
yang netral atau bebas nilai. Tetapi prioritas, penekanan, metode dan
prosesnya, serta pandangan terhadap dunia merefleksikan kepentingan masyarakat
dan kebudayaan Barat. Dalam kerangka ini sains Barat semata-mata digunakan
untuk mengejar keuntungan dan sejumlah produksi, untuk pengembangan militer dan
perlengkapan-perlengkapan perang, serta untuk mendominasi ras manusia terhadap
ras manusia lainnya, sebagaimana untuk mendominasi alam. Dalam sistem Barat
sains itu sendiri merupakan nilai tertinggi, sehingga segala-galanya harus
dikorbankan demi sains dan teknologi.
Dalam kaitan ini munculnya disiplin baru seperti
sosiobiologi, eugenics (ilmu untuk meningkatkan kualitas-kualitas spesies
manusia) dan rekayasa genetika, tidak mendorong timbulnya persaudaraan dan
tanggungjawab tapi memberi kesan bagi kaum ilmuwan bahwa merekalah penguasa
jagad raya ini.
Kemudian dalam bidang biologi, perkembangan teknologi yang
pesat diawali dengan penemuan DNA oleh Watson dan Crick pada Tahun 1953. Sejak
saat itu berbagai macam teknologi yang melibatkan perekayasaan sifat genetic
makhluk hidup mulai bermunculan. Beberapa diantaranya sangat menakjubkan dan
memungkinkan manusia berperan sebagai tuhan. Sementara sanat Islam
berbeda, ilmu yang dicari semata-mata hanya untuk mencari karunia Allah, bukan
untuk merusak sehingga menimbulkan bencana.
|
Islam agama yang syamil, kamil dan mutakamil (menyeluruh,
sempurna dan menyempurnakan). Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah
vertikal saja, namun seluruh aspek kehidupan, termasuk diantaranya mempelajari
Iptek.
Al-Qur`an diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah tidak hanya
memerintahkan untuk sekedar dibaca, sesuai dengan wahyu yang pertama diturunkan
dalam QS. 96: 1, tetapi mengandung maksud lebih dari itu yaitu menghendaki
seluruh umatnya membaca, menggali, mendalami, meneliti apa saja yang ada di
alam semesta ini dan mengambil manfaat untuk kehidupan manusia dengan
mengetahui ciri-ciri sesuatu seperti: bencana alam, tanda-tanda zaman, sejarah,
diri sendiri yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga dapat menghadapi
tantangan dan menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern yang diterapkan
dalam segala aspek kehidupan.
Proses kehidupan manusia itu selalu mengalami perkembangan
yang pesat dari awal terbentuknya manusia, bayi, anak-anak, remaja, dewasa
sampai tua dan alam semesta ini dibuat Allah tidak sia-sia, tetapi ada hikmah
didalamnya agar manusia dapat mempelajari iptek, sesuai dalam QS. 3:
190-191yang berbunyi: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal yaitu
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha
suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka”. Dalam ayat ini mengandung
maksud perintah untuk mempelajari iptek karena manusia telah dipilih sebagai
makhluk yang memiliki kemampuan dan derajat tinggi, antara lain:
Ø Manusia
diperintahkan untuk menggunakan akal pikiran dengan membaca, belajar dan
meneliti alam semesta.
Ø Manusia
dijadikan khalifah di muka bumi, dibuktikan dengan Allah SWT memilih nabi Adam
sebagai pemimpin dibandingkan makhluk yang lain.
Ø Manusia
memiliki ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat iman untuk menjadikan dirinya
memiliki derajat tinggi dunia akhirat
Ø Manusia
diperintahkan menjadi profesional terhadap bidang ilmu yang dimiliki.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Menurut
pengertian Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa adanya campur tangan
Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu
adalah rangkaian keterangan teratur dari Allah (Q.S. Al-Rahman : 1-13).
Orang Barat menganggap bahwa teknologi merupakan objek yang
terlahir atas kebudayaan perilaku manusia. Menurut al-Qur’an, teknologi
tercipta karena adanya kesadaran untuk menciptakannya, bukan sebagai ambisi
tiap individu.
Pola
hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada taraf tidak
saling mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan kehidupan beragama
diusahakan agar tidak saling tabrak pagar masing-masing. Pengembangan
agama diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek sedang pengembangan iptek
diharapkan tidak mengganggu pengembangan kehidupan beragama. Konflik yang
timbul antara keduanya diselesaikan dengan kebijaksanaan.
Dalam
perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, dan iptek tidak bisa dipisahkan.
Disana terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam
suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Tauhid sebagai kunci pokok Islam, tidak
mengakui adanya pemisahan antara iman dan sains. Segala sesuatu yang ada di
alam merupakan bukti kehadiran Allah. Pengetahuan tentang alam adalah suatu
bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri manusia kepada Allah.
Para
ilmuwan muslim lebih menjadikan keimanan sebagai landasan dalam menegembangkan
teori-teori ilmiah. Bagi mereka, alam adalah objek berfikir, manusia sebagai
subjeknya, dan Allah merupakan tujuan akhirnya. Inilah yang menjadi landasan
utama para ilmuwan muslim dalam mengembangkan sains.
2.
Saran
Perkembangan IPTEK yang sangat maju sangat berdampak bagi kehidupan
manusia di dunia. Seagai generasi muda penerus bangsa sudah selayaknya kita
belajar untuk menggunakan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebaik mungkin namun tetap berdasarkan aturan-aturan agama Islam dan Al-Qur’an. Orang yang melandaskan ilmunya
dengan keimanan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK tidaklah ditujukan sebagai
tuntutan hidup semata, tetapi juga merupakan refleksi dari ibadah kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar